Sampah yang Kian Menggunung

Seringkali kita meremehkan peran sampah. Padahal kalau kita telaah lebih dalam, efek yang ditimbulkan sampah bisa diluar yang kita bayangkan. Memang di Negeri tercinta ini, sampah telah merasuk ke semua sendi kehidupan. Kalau kita mengacu pada Wikipedia, Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Atau kalau menurut istilah perumpamaan sampah bisa diartikan tidak berguna.

Semendal kalau penulis boleh berucap. Dimana kita berpijak kini, sampah kian menggunung. Tanah air kita selain terkenal dengan kekayaan alamnya kini juga kaya akan sampahnya. Masalah penumpukkan sampah di Bandung misalnya, sudah menjadi masalah yang serius. Tidak berhenti sampai disitu, kalau kita lihat sendi yang lainnya. Di Industri film misalnya, hasrat kita diperkosa oleh komedi horor yang mengedepankan kemolekan artisnya. Serial TV pun tak mau kalah, persetubuhan Production House tambun dengan artis rupawan penyembah sekte hedonisme semakin banyak melahirkan Sinetron hura-hura yang hanya pamer tangisan dan makian. Ranah maya juga tak luput dari yang namanya sampah. Blog copy paste bertebaran sampai situs sesat kian meraja.

Industri musik pun latah membuang kotoran berupa band baru, boy band sampai girl band yang hanya menonjolkan paras rupawan dan tarian ala kadarnya. Betul, penulis menyebut itu semua Sampah. Sisa pembuangan para kapitalis akibat terlalu rakus mengkonsumsi keinginan masyarakat. Fenoma yang terjadi tersebut diakibatkan semakin fokusnya sebuah kuantitas tanpa memperdulikan kualitas. Apa jadinya kalau sampah-sampah tersebut semakin menumpuk. Seperti kita tahu juga, banjir diakibatkan oleh penumpukkan sampah yang kian tak terkendali. Dan banjirpun berefek pada kerugian materiil dan inmateriil. Banyak yang melandasi kenapa sampah sampai menutupi kecantikan ibu pertiwi kita.

Landasan tersebut kalau kita letakkan di antara meja, kursi dan papan plus minuman dan kudapan akan menjadi debatan tak bertuan karena adanya beda tujuan, beda sudut pandang dan beda pilihan.

Tapi semua itu bukan tanpa adanya solusi. Sampah bisa menjadi sesuatu yang berharga. Tak sedikit manusia hidup melalui sampah. Entah itu pemulung, kreator barang seni, bahkan sampah bisa menjadi pupuk yang berkontribusi besar pada tumbuhan. Atau bagi para pemalas cukup membakar sampah yang ada didepan mata. Hanya berada ditangan yang tepatlah sampah menjadi “sesuatu” yang bernilai.

Dan pada akhirnya, rangkaian kata ini juga bagian dari sampah yang kian menggunung. Pilihan kini ada ditangan pembaca, mau menjadi pemulung, kreator seni atau cuma bisa melihat tumpukan sampah yang setiap saat siap menenggelamkan pembaca, atau hanya cukup membakarnya tanpa berfikir sampah akan menjadi sesuatu yang bernilai.

25 thoughts on “Sampah yang Kian Menggunung

  1. Antara dibiarkan jadi gunung,ditangani(tapi sejak dulu ya ditengani tapi gakpernah berhasil)yg mesti berhasil seharusnya DI ATASI caranya(buka)teknologitpa.blogspot.com

  2. iya mas bro,sekarang mulut aja udah kayak sampah,(g’ nyambung mas ya)…gimana gk sampah dimana2 mas,lah wong pemerintah sibuk korupsi,nah jadi gak ada waktu buat memperhatikan sampah mas bro

  3. emang klo ngomongin sampah ngga ada abisnya,,
    apalagi warga2 yg dket bantaran kali,, kali itu serasa tempat sampahnyaa, klo ada sampah asal buang aja ke kali.. -_-
    tp harusnya dari diri kita masing2 juga buat ngga buang sampah sembarangan 😀

Tinggalkan komentar